Komponen Sistem Pelumasan.
Salah satu sistem yang harus ada pada mesin adalah sistem pelumas atau lubricant system. Bukan hanya mesin sebernya yang membutuhkan sistem pelumasan, namun transmisi dan differential (gardan) juga membutuhkan sistem pelumasan.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang komponen-komponen sistem pelumasan pada mesin dan fungsinya.
Fungsi sistem pelumasan pada mesin adalah untuk memberikan lapisan pelumas terhadap bagian-bagian dari mesin yang saling bersinggungan atau bergesekkan. Selain itu, fungsi sistem pelumasan berfungsi untuk memberikan pendinginan dan pembersih.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut maka sistem pelumas tidak hanya terdiri dari minyak pelumas saja namun juga terdiri dari beberapa komponen yang lain.
Adapun komponen-komponen pada sistem pelumasan antara lain :
Oli atau minyak pelumas
Minyak pelumas adalah komponen yang bersirkulasi di dalam mesin yang berfungsi untuk memberikan lapisan pelumasan pada komponen-komponen yang dilewatinya dan berfungsi untuk menyerap panas yang dihasilkan saat proses pembakaran serta membersihkan bram-bram besi yang dihasilkan saat komponen-komponen yang terbuat dari logam yang saling bergesekkan.
Agar kinerja minyak pelumas dapat optimal maka kualitas dan kuantitas minyak pelumas harus diperhatikan. Minyak pelumas yang dipakai harus memiliki tingkat kekentalan yang sesuai dengan spesifikasinya dan harus diganti dengan minyak pelumas yang baru setelah kendaraan mencapai jarak kilometer tertentu atau mencapai waktu (bulan) tertentu.
Oli pan
Oli pan adalah tempat untuk menampung minyak pelumas dan tempat pengendapan oli yang kotor.oli pan dibaut pada crankcase denga diberi packing seal tau gasket.
Oli pump(pompa oli)
Oli pump menghisap oli dari oil pan kemudian menekan dan menyakurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.oli pump ada yanh digerakan dengan crankshaft dan ada juga yang digerakan oleh camshaft,timing belt dan sebagainya.
Oil strainer
Oil strainer atau saringan oli kasar berfungsi untuk menyaring minyak pelumas dari partikel-partikel kasar yang dibawanya agar nantinya tidak masuk ke dalam pompa oli. Jika kotoran yang berukuran besar masuk ke dalam pompa oli, maka dapat merusak komponen pompa oli ini.
Oil filter
Oil filer atau saringan minyak pelumas berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak pelumas yang berukuran halus. Filter oli ini harus diganti dalam jarak kilometer tertentu guna mengoptimalkan kinerja dari pelumasan.
Pengertian Fungsi Oli Secara Umum
Fungsi untuk semua jenis oli pada dasarnya sama baik itu, oli pada motor ataupun mobil. Fungsi oli adalah sebagai bahan pelumas pada mesin agar berjalan halus/lancar dan tanpa adanya gangguan, sebagai pendingin, serta penyekat. Oli memiliki lapisan-lapisan halus yang berfungsi mencegah kemungkinan terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin lainnya seminimal mungkin mencegah goresan dan keausan.
Oli dengan sifatnya yang kental dan halus tidak hanya sekedar mengurangi keausan dan gesekan pada torak, dan bagian-bagian yang berputar. Oli juga dapat menahan suhu tinggi, gas bertekanan tinggi, mampu memindahkan panas dari bagian yang bersuhu tinggi kekarter (panci oli) dan selanjutnya dipindah ke udara luar. Oli mencegah keroposnya bagian yang terbuat dari logam. Oli merupakan bantalan bagi bagian yang berputar serta menyerap zat-zat hasil pembakaran di dalam mesin yang bersifat merusak. Setelah melakukan tugas ini maka oli kehilangan efektifitasnya dan karena itu harus diganti secara periodik (Drayanto, 1999).
Dikutip dari Toyota Astra Motor, ada dua kode internasional yang umum digunakan pada setiap produsen oli. Kedua kode tersebut adalah SAE (Society of Automotive Engineers) dan API (American Petrolium Institute). SAE merupakan badan internasional yang menjelaskan kekentalan oli.
Hal ini berpengaruh pada saat pengaliran minyak pelumas serta ketahanannya di suhu udara. Kode pada SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu dingin atau panas.
Jika angka indeks SAE kecil artinya oli semakin cair. Sehingga kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin kecil. Ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika. Pada oli mesin mobil biasanya diikuti huruf W singkatan dari winter (musim dingin) yang artinya penggunaan oli tersebut bisa sampai -20 derajat celcius. Misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE 20W.
Botol oli ada kode-kodenya. Tapi sebelum ngomongin kode-kode, coba bayangin dulu bedanya air sama minyak. Air lebih cepat mengalir dibanding minyak. Artinya makin kental cairan, makin lambat geraknya. Soalnya, cairan minyak lebih menempel pada bidangnya.
Kekentalan ini diistilahkan “vikositas”. Kalau dia kental atau vikositasnya tinggi, dia akan lebih nempel, tapi gerakannya enggak seenteng yang lebih cair.
Bahas soal kode di botol oli, salah satu yang paling kelihatan adalah angka dan huruf semacam 10W40, 15W40, atau 0W20. Angka di depan kayak “10”, “15”, dan “0” adalah level vikositas oli waktu mesin mobil baru dinyalain atau baru start.
Huruf “W” artinya “winter” alias level kekentalan oli waktu dalam kondisi mesin dingin saat di-start.
Terus, angka “20” atau “40” di belakang adalah level kekentalan oli waktu kondisi temperatur tinggi, misalnya waktu mobil kejebak macet.
Kalau “SAE”, ini adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers, asosiasi profesional berbasis di Amerika Serikat yang sekaligus jadi standar bagi para profesional untuk pengembangan rancang bidang teknik. Sementara, “API” adalah American Petrolium Institute dan jadi kode standar penentu kualitas oli.
API biasanya diikuti kode “SN” atau “CH”. Huruf belakang “N” berarti level kualitas tebaru. Makin dekat ke huruf Z, artinya makin baru. Nah, huruf depan “S” artinya buat mesin bensin, dan “C” buat diesel. Ada juga sih yang satu botol bisa dua-duanya.
Kode lainnya kayak MB-Approval 229.5, VW 502 00/505 00, VW 503 01, Porsche A40. Huruf-huruf di depannya adalah brand mobil Eropa yang ibarat bilang “oke” kalau oli ini masuk ke mesin mereka.
Satu lagi adalah “synthetic” dan yang enggak ada keterangan soal synthetic. Yang enggak ada keterangan synthetic berarti olinya berbahan dasar minyak mineral. Sedangkan, yang synthetic berbahan sintetis dan ini cenderung bersih dan encer. Namun, jangan dianggap salah satunya paling bagus. Yang tepat adalah oli yang paling cocok buat mobil kamu.
Produsen oli juga menambahkan aditif. Zat ini cenderung spesial dan membuat oli bekerja lebih maksimal lagi karena bisa terus menempel dan bersih dalam kondisi suhu mesin sering panas, sering kena macet, dan dalam waktu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar