Jenis Sambungan Pada
Konstruksi dan Elemen Mesin
Sambungan pada elemen mesin merupakan salah satu hal yang penting dalam
sebuah konstruksi mesin yang terdiri dari berbagai macam komponen yang kompleks
yang disatukan dengan media sambungan. Ukuran dan dimensi dari komponen
sambungan lebih kecil daripada elemen atau komponen mesin yang disambung,
sehingga menyebabkan beban lebih terkonsentrasi pada sambungan tersebut. Karena
beban yang terkonsentrasi pada sambungan oleh karena itu sambungan tersebut
harus dirancang sedemikian rupa agar supaya mampu menahan beban yang berlebih
sehingga aman dan mampu berfungsi dengan baik.
Ditinjau dari sifatnya sambungan terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Sambungan Tetap (Permanent
Joint)
Sambungan tetap merupakan salah satu jenis sambungan yang bersifat permanen
dan tetap sehingga tidak dapat dibongkar pasang, kecuali dengan cara merusak
sambungan tersebut. Contoh dari pengaplikasian sambungan tetap yaitu, sambungan
las (welded joint) dan sambungan paku keling (rivet joint).
2. Sambungan Tidak Tetap (Semi Permanent
Joint)
Sambungan tidak tetap merupakan salah satu jenis sambungan yang bersifat
sementara dan temporer untuk kebutuhan komponen tertentu, sehingga sambungan
tersebut dapat dibongkar pasang dengan catatan kondisi sambungan masih baik,
tidak rusak ataupun berkarat. Contoh dari pengaplikasian sambungan tidak tetap
yaitu, sambungan pasak (keys joint) dan sambungan ulir/mur-baut (screwed joint)
Berikut ini adalah jenis-jenis sambungan pada konstruksi elemen mesin yang
umumnya digunakan dalam sebuah mesin dan konstruksi.
1. Sambungan Las
|
Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah bagian logam atau lebih
dengan cara memanaskan logam tersebut sehingga mencapai titik lebur logam
tersebut sehingga logam dapat menyatu dengan menggunakan logam pengisi ataupun
tanpa logam pengisi. Sambungan las termasuk kedalam jenis sambungan tetap
karena bersifat permanen, oleh karena itu banyak digunakan untuk menyambungkan
komponen-komponen logam yang bersifat permanen.
Kelebihan dari sambungan Las yaitu :
a) logam penyambung dan logam sambungan menyatu menjadi satu sehingga sambungan
lebih kuat dan kokoh.
b) Bentuk konstruksi sambungan lebih rapih
c) Konstruksi logam dengan sambungan las memiliki dimensi lebih kecil.
d) Sambungan las memiliki berat sambungan yang lebih ringan berkisar antara 1 –
1,5% dari berat total konstruksi mesin.
e) Luas penampang pada batang atau permukaan komponen tetap utuh karena tidak
perlu dilubangi seperti sambungan paku keling dan ulir, sehingga kekuatan
materialnya lebih kuat.
Kerugian / Kelemahan Sambungan Las :
a) Kekuatan pada sambungan las dipengaruhi oleh kualitas pengelasan pada
sambungan. Apabila sambungan lasnya baik maka keuatan sambungan tersebut akan
baik, tetapi jika sambungan lasnya kurang baik dan tidak sempurna maka kekuatan
konstruksi sambungan tersebut tidak baik dan perlu dilakukan repair atau
perbaikan pada sambungan.
b) Konstruksi sambungan las tidak dapat dibongkar-pasang dan bersifat permanen,
sehingga apabila akan dibongkar maka harus merusak sambungan tersebut.
2. Sambungan Paku Keling (Rivet Joint)
Paku keling adalah sebuah batang silinder dengan terdapat sebuah kepala pada
bagian atasnya, silinder pada bagian tengah sebagai badan dan pada bagian bawah
yang membentuk kerucut sebagai ekor. Konstruksi kepala dan ekor pada paku
keling dipatenkan dan permanen agar mampu menahan kedudukan paku keling
tersebut untuk sambungan. Badan paku keling yang berbentuk silinder dirancang
secara kokoh dan kuat sehingga mampu mengikat sambungan serta menahan beban
muatan yang diterima oleh benda yang disambung. Paku keling berfungsi sebagai
sambungan permanen atau tetap antara pelat-pelat logam, mulai dari konstruksi
dengan skala ringan sampai dengan konstruksi berskala besar. Paku keling
biasanya terbuat dari material logam berupa baja karbon, baja stainless, atau
alumunium sesuai dengan kegunaan dan fungsi dari bahan benda yang akan
disambung.
Paku Keling yang digunakan untuk sambungan dengan beban yang ringan biasanya
menggunakan material alumunium, sedangkan untuk sambungan dengan beban menengah
dan sedang menggunakan baja dengan klasifikasi (IS :1148-1957) dan (IS
:1149-1957), sedangkan untuk konstruksi sambungan dengan pembebanan yang besar
termasuk pula untuk digunakan pada sampungan yang kedap gas dan cairan
menggunakan baja dengan klasifikasi (IS :1990-1962) seperti pada vessel
pressure dan boiler.
Kekuatan Pada Sambungan Paku Keling
a). Kekuatan sambungan paku keling yaitu kemampuan sambungan keling untuk
menahan beban tanpa mengalami suatu kegagalan.
b). Dalam desain dan perancangan harus dianalisa kemungkinan teradinya
kegagalan yang mungkin dapat dialami oleh sambungan paku keling.
c). Untuk keamanan maka ambilah nilai terkecil yang digunakan sebagai acuan
kekutan sambungan.
d). Setelah melakukan analisa dan tinjauan dengan demikian efisiensi sambungan
dapat ditetapkan.
Kegagalan Pada Sambungan Paku Keling
Suatu sambungan paku keling dapat mengalami suatu kegagalan apabila terjadi
ciri-ciri sebagai berikut:
a). Adanya keretakan pada material yang disambungan
b). Timbulnya retak diantara dua paku keling
c). Paku keling mengalami pergeseran
d). Kepala paku keling yang rusak atau hancur
3. Sambungan Baut/Ulir (Bolt Joint)
|
Sambungan ulir merupakan salah satu jenis sambungan yang menerapkan prinsip
kerja ulir untuk menyambungkan antar komponen mesin dan konstruksi. Sambungan
ulir termasuk kedalam jenis sambungan semi permanent, yaitu dapat dibongkar
pasang tanpa merusak sambungan tersebut. Sambungan ulir terdiri dari dua bagian
yaitu mur dan baut.
Terdapat dua jenis baut yang digunakan untuk menyambungkan profil baja yaitu
:
a). Baut yang diulir penuh, yaitu ulir yang dimulai dari pangkal baut sampai
dengan ujung baut diulir secara penuh dan ulir baut berada pada bidang geser
sambungan.
b). Baut yang tidak diulir penuh, yaitu ulir baut jenis ini hanya terdapat pada
bagian ujung baut.
Berdasarkan jenisnya terdapat empat jenis sambungan baut, yaitu :
a). Sambungan baut dengan satu irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu
baut).
b). Sambungan baut dengan dua irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu
baut).
c). Sambungan baut yang dibebani.
d). Sambungan baut yang dibebani tegak lurus sumbu dan sejajar sumbu.
Kelebihan dan kekurangan Sambungan Ulir apabila dianalisa dari secara
fungsional maka sambungan ulir memiliki kerugian dan keuntungan sebagai berikut
:
Kelebihan Sambungan Ulir
a). Memiliki kehandalan yang cukup tinggi dalam Operasi (reliabilitas).
b). Cocok digunakan pada komponen yang membutuhkan pembongkaran dan pemasangan
sambungan untuk keperluan tertentu.
c). Lingkup kegunaan sambungan yang luas dari sambungan baut yang dibutuhkan
pada kondisi operasional.
d). Sambungan ulir lebih murah dan efisien dalam pemasangan.
Kekurangan Sambungan Ulir
a). Konsentrasi tegangan yang terdapat pada bagian baut yang berulir tidak
mampu menahan pembebanan dari berbagai kondisi beban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar